Skip to main content

Posts

Patrich Wanggai dan Perjuangan Semu Melawan Rasisme

  Pertandingan Piala Menpora antara PSM Makassar melawan Persija Jakarta (22/03/2021) meninggalkan cerita pahit tentang rasisme. Yaitu Patrich Wanggai yang menjadi korban tindakan berbau rasis melalui media sosial. Rasisme tidak akan pernah berakhir selama manusia ada di muka bumi. Seperti itulah mungkin ungkapan yang paling pas untuk berbagai kasus dan kejadian rasisme belakangan ini. Terakhir ada nama Patrich Wanggai (32), pemain sepak bola kelahiran Nabire, Papua yang menjadi satu dari sekian korban tindakan rasis di Indonesia. Tindakan rasis atau membeda-bedakan satu golongan lebih baik dari golongan lain adalah sebuah larangan yang harus dipatuhi oleh setiap insan manusia. Demi kebaikan dan kenyamanan sesama makhluk hidup yang saling membutuhkan satu sama lain, tindakan rasis seharusnya tidak ada di muka bumi ini. Sayangnya, otak manusia tidak pernah puas dengan dirinya sendiri. Kekuatan yang tidak sama dan perbedaan menjadi jurang pemisah sehingga menjadi percikan lahir...

Wallpaper Package by ISFootball #01

  Wallpaper package persembahan dari ISFOOTBALL. Di edisi yang pertama ini ISFOOTBALL menampilkan wallpaper dari klub papan atas Premier League. Sila unduh sesuka hati 😊

ERLING HAALAND DAN WARISAN STRIKER KIDAL

Erling Haaland sukses mencetak 2 gol dalam pertandingan leg pertama babak 16 besar Liga Champions saat melawan Paris Saint-Germain pada 19/02/2020. Keberhasilan ini semakin memantapkan Haaland sebagai stiker muda yang haus gol dengan kemampuannya yang luar biasa. Setidaknya hal tersebut yang dilontarkan seniornya, Robin van Persie dalam wawancaranya dengan SPORTbible. Dikutip dari Ligaolahraga.com, mantan pemain Arsenal dan Manchester United tersebut memberikan pujian kepada Erling Haaland atas pencapaiaanya yang fenomenal. “Ya, tidak bisa dipercaya. Saya pikir saya tidak pernah melihat seorang pemain muda mencapai statistik seperti itu” kata van Persie. Selanjutnya pemain yang telah pensiun pada Mei 2019 tersebut mengatakan bahwa hal ini adalah awal yang baik untuk seorang pemain sepakbola dalam mencapai karir terbaiknya.   “Sekarang di Dortmund dia memecahkan semua rekor, dia terus mencetak skor. Tiga laga pertama dia masuk 2 kali, hanya bermain selama 1 jam, me...

TERIMA KASIH LEGENDA

Nama itu berulang kali disebut, sayup-sayup namanya kian bergema ketika ia menggiring bola, terlebih ketika sang kulit bundar melambung ke udara yang dituju pasti kepalanya, seketika ia akan mengeluarkan sundulan maut andalannya, hingga lawan pun hanya terpana begitu melihatnya. Semua itu hanya ada pada satu nama, Bambang Pamungkas. Nama yang begitu melekat dikepala, bahkan dihati setiap pecinta sepak bola Indonesia. Selalu ada kesan tersendiri ketika mendengar namanya, membawa kenangan pada suatu masa dimana ada mimpi-mimpi besar disana. Karena begitulah jiwa seorang legenda. Bambang Pamungkas, satu nama dan satu idola dalam sepak bola Indonesia. Siapapun akan setuju mengapa banyak anak Indonesia bercita-cita menjadi pesepak bola, satu alasan terbesar pasti karenanya. Entah apa yang dimiliki, dia begitu dicinta dan begitu menginspirasi siapapun, baik tua maupun muda ketika melihatnya selalu ada hasrat untuk segera turun kelapangan dan bermain bola. Meniru apa yang d...

Ketika Tulisan menjadi Alasan Atas Keresahan Si Kulit Bundar

Menjadi apa yang kita impikan selalu menyenangkan. Mampu merealisasikan secara sadar semua yang ada di alam impian dalam dunia nyata adalah kebahagiaan. Sama halnya dengan bermain sepakbola dan menjadi pesepakbola. Mimpi sejuta umat di dunia. Bermain sepakbola adalah kesenanganku sejak kecil. Memainkan bola di halaman rumah menjadi rutinitas yang tak pernah terlewatkan kala itu, kala semua begitu menyenangkan. Begitu indah betapa bahagianya menendang bola plastik yang aku beli dengan sisa uang jajan sekolah. Memainkannya dengan teman atau sebatas bersama tembok rumah yang setelahnya penuh dengan tempelan kotor bercap bola. Atau bahkan menghabiskan waktu sore hari hingga larut senja. Menunggu lantunan adzan maghrib Mbah Misban yang kami sepakati itu adalah sebagai alat penanda berakhirnya waktu pertandingan. Bak peluit panjang dibunyikan, sesuai kesepakatan ketika adzan berkumandang kami semua lantas bergegas pulang, menghindari omel emak dirumah, diiringi lan...

Lika-liku Indonesia Kembali ke Jalur Piala Dunia

Setelah terakhir kali pada tahun 2014, sepakbola Indonesia kembali merasakan atmosfer Piala Dunia tahun ini. Fase kualifikasi menjadi ujian pertama Evan Dimas cs untuk membuktikan kelayakannya menuju panggung Piala Dunia 2022. Piala Dunia seolah kembali menjadi hal baru bagi sepakbola Indonesia. Pada perhelatan Piala Dunia 2018 Indonesia absen, atau lebih tepatnya dilarang keikutsertaanya dalam persaingan kualifikasi zona Asia. Terakhir kali pada 2014, Indonesia masih mampu merasakan atmosfer Piala Dunia, setidaknya hanya untuk level kualifikasi dan sebatas meramaikan peta persaingan.  Konflik dualisme kekuasaan membuat prestasi Indonesia sedikit menurun. Walaupun memang pada kenyataanya belum ada prestasi yang dibanggakan. Sanksi FIFA menjadi alasan terbesar mengapa sepakbola kita menjadi terhambat eksistensinya kala itu. Namun, justru hal tersebut berbanding terbalik kala 2016. Setelah sanksi FIFA dicabut. Timnas Indonesia kembali berpartisipasi dalam Piala AFF ...

Aku dan Sepakbola

Sore yang gabut membuatku sedikit untuk merenung apa yang lebih baik dilakukan ketimbang rebahan. Memikirkan hal yang tak pasti malah membuat hati ini semakin ra nggenah. Aku memutuskan untuk menulis, apa saja, semua yang ada diotak berusaha aku rangkai menjadi kata-kata dan cerita. Satu topik yang tiba-tiba muncul adalah sepakbola, jadi ya seperti inilah ceritaku. Sejak kecil aku besar dan tumbuh dengan bermain sepakbola. Entah siapa yang mengenalkanku pada sepakbola waktu itu, aku tak ingat pasti. Ingatanku hanya pada saat Ayahku membelikanku jersey AS Roma bertuliskan TOTTI dan lengkap dengan nomor punggung 10 nya. Sayangnya baju tersebut sekarang sudah entah kemana, namun kenangan manis dari jersey tersebut akan tetap tersimpan di hati. Saat itu umurku sekitar 7 tahun, bola yang aku beli pertama kali adalah bola plastic bermerek Dua Kelinci. Merek yang sangat melegenda saat itu, gak tahu sekarang di warung masih ada yang jual merek itu apa engga. Siapapun yang...